About

MTs Al Isthakhariyyah Pamalayan

MTs Al Isthakhariyyah

MTs Al Isthakhariyyah - Lembaga Pendidikan Islam Terbaik.

MTs Al Isthakhariyyah Hiking Rally

MTs Al Isthakhariyyah - Lembaga Pendidikan Islam Terbaik.

Pelantikan OSIS

MTs Al Isthakhariyyah - Lembaga Pendidikan Islam Terbaik.

Upacara Pramuka

MTs Al Isthakhariyyah - Lembaga Pendidikan Islam Terbaik.

Perpisahan

MTs Al Isthakhariyyah - Lembaga Pendidikan Islam Terbaik.

Senin, 29 Februari 2016

RANGKUMAN IPS 7 Pola Penggunaan Lahan


RANGKUMAN IPS 7 SMP: PENGGUNAAN LAHAN, KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT, DAN POLA PERMUKIMAN 1. Kegiatan ekonomi adalah segala usaha yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang berbeda-beda karena adanya perbedaan penggunaan lahan dan pola permukiman. 2. Perbedaan penggunaan lahan dan pola permukiman mempengaruhi mata pencaharian penduduk. 3. Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan dan sebagai salah satu bentuk aktivitas manusia dalam memberdayakan potensi SDA. 4. Jenis mata pencaharian: - Agraris: pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. - Non-agraris: pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan jasa. 5. Pertanian adalah usaha manusia untuk mengolah SDA lahan melalui kegiatan bercocok tanam. 6. Perkebunan adalah usaha pembudidayaan tanaman pada suatu lahan yang luas dan secara umum diusahakan untuk memperoleh hasil produksi yang bernilai ekonomis tinggi. 7. Jenis perkebunan: - Perkebunan rakyat: perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat dalam skala kecil. - Perkebunan besar: perkebunan yang diusahakan dalam skala besar oleh perusahaan. 8. Pertanian subsistem adalah usaha pertanian atau perkebunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 9. Perikanan adalah usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan baik di darat (sungai, danau, sawah,kolam) maupun di laut yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. 10. Peternakan adalah usaha mengembangkan hewan ternak yang memiliki nilai ekonomis untuk dijual atau diambil manfaatnya. 11. Pertambangan adalah usaha pengambilan mineral-mineral yang ada di dalam bumi untuk kesejahteraan manusia. 12. Industri adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi. 13. Industri berdasarkan kebutuhan bahan : - Industri berat, misalnya industri otomotif - Industri rigan, misalnya industri sepatu 14. Pengelompokan industri di Indonesia: - Aneka industri - Logam dan elektronika - Kimia - Sandang dan tekstil 15. Kehutanan adalah usaha pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. 16. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek, daya tarik wisata, dan usaha yang terkait bidang tersebut. 17. Jasa adalah manfaat selain benda yang diberikan kepada orang lain yang membutuhkan dalam bentuk pelayanan. 18. Pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi: - Linear (memanjang) - Menyebar - Memusat 19. Pola permukiman di desa dan di kota dilakukan dengan menyesuaikan kondisi alam seperti topografi, iklim, tanah, tata air, dan ketersediaan SDA di suatu wilayah tersebut. 20. Pola linear (memanjang) dapat dilihat dari susunan rumah yang berderet atau memanjang. - Memanjang mengikuti jalan raya untuk kemudahan akses untuk usaha perdagangan - Memanjang mengikuti alur sungai untuk mendapatkan sumber air - Memanjang mengikuti garis pantai biasanya penduduk bekerja sebagai nelayan 21. Pola menyebar adalah pola permukiman yang umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tanah kurang subur, tata air tidak teratur, dan daerah kapur. 22. Pola memusat (bergerombol) adalah pola permukiman yang umumnya dihuni oleh penduduk yang memiliki garis keturunan yang sama untuk mempermudah komunikasi antaranggota keluarga. 23. Mata pencaharian penduduk dgn pola permukiman memusat adalah petani dan peternak kecil. 24. Pola permukiman memusat biasanya terdapat di daerah perkotaan, kawasan industri, pelabuhan, dan lereng gunung. 25. Faktor yang mempengaruhi perbedaan penggunaan lahan: - Jumlah dan kepadatan penduduk - Kualitas kesuburan tanah dan kandungan mineral - Didominasi mata pencaharian utama pertanian - Tingkat kesulitan untuk eksploitasi SDA 26. Ciri-ciri penggunaan lahan pedesaan: - Lebih luas lahan daripada jumlah penduduk - Berorientasi pada sektor pertanian - Hubungan sosial penduduk akrab - Pola hidup masih tradisional 27. Ciri-ciri penggunaan lahan perkotaan: - Keberagaman (heterogen) sosial budaya - Adanya sekat yang kuat antara kaya dan miskin - Hubungan sosial atas kepentingan yang sama - Pandangan hidup lebih rasional - Segala sesuatu berdasarkan untung atau rugi 28. Karakteristis perkotaan secara sosial: - Struktur etnis yang beragam - Individualistis (sendiri-sendiri) - Mata pencaharian nonagraris dan beragam - Hubungan sosial kurang akrab 29. Pola penggunaan lahan perkotaan - Konsentris: polanya melingkar; ada daerah inti, transisi, permukiman kelas rendah, permukiman kelas menengah, permukiman kelas atas, dan batas kota dengan desa. - Sektoral: penggunaan lahan menurut sektor-sektor tertentu. - Campuran: gabngan antara konsentris dan sektoral. 30. Permasalahan yang terdapat di perkotaan: - Lahan permukiman terbatas - Pencemaran lingkungan - Masyarakat yang individualis - Jumlah penduduk yang tinggi 31. Hubungan interaksi kota dengan desa berlangsung dengan baik dan saling mempengaruhi satu sama lainnya untuk memenuhi kebutuhannya.

Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Permukiman


Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Permukiman Hikmat Nurul Samsi Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukimannya berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi. 1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk Ingatkah kamu bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata? Ada yang berupa dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Nah, dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan lingkungannya. Dengan demikian, kegiatan ekonomi penduduk pun berkaitan erat dengan lingkungannya. Berbicara tentang kegiatan ekonomi penduduk artinya berbicara tentang mata pencaharian penduduk. Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-hari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, berdasarkan tempat (desa dan kota) dan berdasarkan jenis pekerjaan (pertanian dan bukan pertanian). a. Mata Pencaharian di Bidang Pertanian Pengertian pertanian dapat dibedakan atas pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ketela, tanaman palawija, dll. 1) Pertanian Pertanian merupakan mata pencaharian yang telah berabad-abad dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia. Itulah sebabnya, Indonesia sering juga disebut sebagai negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh penduduk di bidang pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah. Berladang ialah bentuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar hutan. Kegiatan berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk pindah ke tempat lain dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan yang baru. Bertegalan ialah bertani di tanah kering dengan mengandalkan air hujan, tetapi pengolahannya sudah menetap. Hasilnya antara lain padi gogo, umbi-umbian, jagung, dan palawija. Bersawah ialah bertani dengan sistem pengairan dan pemupukan yang teratur. Ada beberapa cara bersawah, yaitu sawah tadah hujan (pengairannya diperoleh dari air hujan), sawah irigasi (pengairannya melalui saluran-saluran irigasi), sawah lebak (sawah yang memanfaatkan bantaran sungai), sawah pasang surut (sawah yang terdapat di muara sungai besar dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut). 2) Perkebunan Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu. Tabel 7.1 Ciri Perkebunan 3) Perikanan Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan ikan. Perikanan dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang terdapat di sepanjang pantai yang landai. 4) Peternakan Peternakan meliputi usaha pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak. Menurut ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi tiga golongan. Peternakan unggas meliputi peternakan ayam kampung, ayam ras, itik, angsa, dan burung. Peternakan hewan kecil meliputi peternakan kambing, domba, babi, kelinci. Peternakah hewan besar meliputi peternakan sapi, kerbau, dan kuda. 5) Kehutanan Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar. Pengelolaan hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat mendatangkan bencana bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu disebabkan hutan merupakan paru-paru dunia. b. Mata Pencaharian di Bidang Nonpertanian Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan jasa. 1) Pertambangan Termasuk dalam kegiatan pertambangan antara lain ialah penyelidikan, pengambilan, dan pengolahan barang tambang. Barang tambang terdapat di dalam bumi. Untuk mengetahui keberadaan suatu barang tambang, dilakukan kegiatan penelitian atau eksplorasi. Jika hasil eksplorasi menunjukkan terdapat barang tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi di suatu tempat, dilakukanlah eksploitasi atau pengambilan barang tambang tersebut. Menurut wujudnya, barang tambang dapat dibedakan menjadi (1) barang tambang padat seperti emas, perak, batu bara; (2) barang tambang cair seperti minyak bumi, dan (3) barang tambang gas seperti gas alam. Menurut kegunaannya, barang tambang dapat dikelompokkan menjadi (1) barang tambang energi migas, seperti minyak bumi dan gas bumi, (2) barang tambang energi nonmigas seperti batu bara, (3) barang tambang mineral logam, seperti emas, perak, bauksit, nikel; (4) bahan tambang meniral nonlogam seperti aspal, fosfat; (5) batuan seperti marmer, pasir besi, koalin. 2) Perindustrian Perindustrian merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri dapat dibedakan menjadi (1) industri rumah tangga yang diusahakan oleh keluarga dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, (2) industri kecil dengan jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang, (3) industri sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang, (4) industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Produk industri antara lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian jadi, mebel, besi baja. 3) Pariwisata Indonesia memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber pendapatan penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata, daerah tujuan wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak sektor lain, misalnya usaha cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi. 4) Jasa Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru menjual jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga keamanan. Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di antaranya ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi. 2. Penggunaan Lahan Ingatlah bahwa dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha beradaptasi dan memanfaatkan lingkungannya. Manusia hidup di atas tanah. Dengan demikian, tanah sangat penting bagi manusia. Lahan adalah tanah garapan. Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Nah, bagaimana manusia memanfaatkan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Penggunaan lahan antara satu tempat dan tempat lain berbada. Secara umum, dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota a. Penggunaan Lahan di Pedesaan Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang: (1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah (2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan halamannya (3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan (4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan penduduk lainnya. Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas dalam menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi penduduk juga bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut. Berdasarkan mata pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut. (1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan aktivitas perdagangan. (2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan perdagangan. (3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan. b. Penggunaan Lahan di Perkotaan Kota merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai aktivitas. Jumlah penduduk di kota lebih padat. Akibatnya, lahan di kota bernilai ekonomis lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut. (1) Pusat pemerintahan: lahan digunakan untuk bangunan kantor-kantor pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan sampai kantor presiden (2) Pusat perdagangan: lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar, mulai dari pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mal. (3) Pusat perindustrian: lahan digunakan untuk pabrik, gudang, dll. (4) Pusat pendidikan: lahan digunakan untuk bangunan sekolah, mulai dari TK sampai perguruan tinggi, lengkap dengan sarana olahraga, dll. (5) Pusat kesehatan: lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit, puskesmas, laboratorium, dll. (6) Pusat rekreasi: lahan digunakan untuk sarana rekreasi. (7) Pusat pertahanan dan keamanan negara: lahan digunakan untuk markas tentara dan polisi dan semua yang terkait dengan aktivitasnya. 3. Pola Permukiman Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan tertentu. Manusia biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu sama lain, karena pola interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Permukiman-permukiman yang dibangun oleh penduduk di suatu kawasan akan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, pola-pola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri tersendiri. Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang banyak dijumpai di Indonesia, yaitu pola memanjang (linier), pola terpusat (nucleated), dan pola tersebar (dispersed). 1. Pola Memanjang (Linier) Pola memanjang permukiman penduduk dikatakan linier bila rumah-rumah yang dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola memanjang umumnya ditemukan pada kawasan permukiman yang berada di tepi sungai, jalan raya, atau garis pantai. Pola ini dapat terbentuk karena kondisi lahan di kawasan tersebut memang menuntut adanya pola ini. Seperti kita ketahui, sungai, jalan, maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke titik lainnya, sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-rumah mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut. a. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air yang melimpah dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya sumber air dan sarana transportasi. Permukiman penduduk di sepanjang alur sungai biasanya terbentuk di sisi kanan dan kiri sungai dan memanjang dari hulu hingga ke hilir. Di Indonesia, pola permukiman ini banyak ditemukan di sepanjang sungaisungai besar, seperti Sungai Musi di Sumatra dan Sungai Mahakam di Kalimantan. b. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya Perkembangan kemajuan zaman memicu munculnya banyak jalan raya sebagai sarana transportasi yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya yang ramai membantu pertumbuhan ekonomi peduduk yang tinggal di sekitarnya untuk membangun permukiman di sepanjang jalan raya. Pola permukiman linier di sepanjang jalan raya dapat ditemukan di hampir seluruh kota di Indonesia. c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Rel Kereta Api Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api biasanya hanya terkonsentrasi di sekitar stasiun kereta api yang ramai dikunjungi orang. Rel kereta api dan stasiun kereta api merupakan sarana vital yang mampu menghubungkan berbagai tempat yang berjauhan, sehingga sangat banyak dikunjungi dan menarik untuk ditinggali. Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api lazim ditemukan di Pulau Jawa saja. d. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai Pola permukiman ini biasanya dibangun oleh penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Pola permukiman linier di sepanjang pantai dapat ditemukan di berbagai kawasan pantai dan desa-desa nelayan di Indonesia. 2. Pola Terpusat (Nucleated) Pola terpusat merupakan pola permukiman penduduk di mana rumah-rumah yang dibangun memusat pada satu titik. Pola terpusat umumnya ditemukan pada kawasan permukiman di desa-desa yang terletak di kawasan pegunungan. Pola ini biasanya dibangun oleh penduduk yang masih satu keturunan. 3. Pola Tersebar (Dispersed) Pada pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan luas dan bertanah kering yang menyebar dan agak renggang satu sama lain. Pola tersebar umumnya ditemukan pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola ini dapat terbentuk karena penduduk mencoba untuk bermukim di dekat suatu sumber air, terutama air tanah, sehingga rumah dibangun pada titik-titik yang memiliki sumber air bagus. Sebagaimana kamu ketahui, bahwa dalam persebarannya biasanya penduduk membangun rumah di kawasan-kawasan yang dapat menunjang kegiatan kesehariannya, terutama kegiatan yang menunjang ekonomi mereka. Oleh karena beragamnya pencaharian masyarakat, maka permukimanpermukiman penduduk di Indonesia pun tersebar pada kawasan-kawasan tertentu. Salah satu penyebab tidak meratanya persebaran permukiman penduduk adalah perekonomian masyarakat. Sejak zaman dahulu, Jawa telah menjadi pusat pemerataan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Akibatnya, penduduk banyak berdatangan ke Pulau Jawa untuk mencari barang dan pekerjaan karena mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Padahal, kawasan-kawasan lain di Indonesia pun memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi.

Pola Penggunaan Lahan dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Pola Penggunaan Lahan dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Hikmat Nurul Samsi A. Pengertian Lahan Lahan berperan penting dalam kehidupan manusia. Lahan berbeda dengan tanah. Tanah adalah suatu benda fisik yang berdimensi tiga, terdiri atas lebar, panjang, dan dalam serta merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Lahan adalah lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan manusia. Faktor fisik yang berpengaruh terhadap penggunaan lahan adalah : Lereng, berpengaruh terhadap pengaliran air sebagai penyebab tidak rusaknya tanah. Ketinggian tempat, berpengaruh terhadap jenis tanaman yang diusahakan. B. Bentuk Penggunaan Lahan 1. Penggunaan Lahan di Pedesaan Lahan di pedesaan digunakan bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Penggunaan lahan di pedesaan dilakukan secara berhati-hati dan secara terbatas dengan memperhatikan aturan konversi dalam segala kegiatan sosial ekonomi. Bentuk penggunaan lahan di pedesaan dipengaruhi oleh keadaan alamnya, yang meliputi: Di daerah pantai Di dataran tinggi Di dataran rendah Di daerah yang sedikit mendapat curah hujan. 2. Penggunaan Lahan di Pekotaan. Kota adalah suatu permukiman dengan bangunan rumah yang rapat dan penduduknya bermata pencaharian bukan pertanian, tetapi kegiatan ekonomi perkotaan terutama ekonomi industri dan jasa. Penggunaan lahan di kota umumnya dimanfaatkan untuk : Pusat perdagangan Perkantoran Permukiman Pusat pendidikan Ruang Hijau terbuka Jalan Raya Kawasan Industri C. Pola Permukiman Penduduk a. Pola permukiman memanjang (Linear) Pola ini erat kaitannya dengan kemudahan yang diperoleh terutama dalam hal transportasi. Penduduk membangun rumah-rumah sepanjang jalan raya, sungai, atau tepi garis pantai. b. Pola permukiman tersebar (Dispersed) Pola ini menggambarkan letak permukiman yang terpencar-pencar antar pemukiman satu dengan yang lain. Penduduk mendirikan pemukiman di lahan-lahan pertanian yang mereka miliki dengan tujuan untuk mendekat dengan lahan pertanian. c. Pola permukiman Terpusat (Nucleated) Pola permukiman ini banyak dijumpai di daerah pegunungan. Letak permukiman, pasar dan bangunan mengelompok pada tempat-tempat yang tersedia daya alamnya cukup. D. Kegiatan Ekonomi Penduduk Kegiatan ekonomi penduduk bermacam-macam. Diantaranya, mereka bekerja disektor-sektor yaitu : Pertanian Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Pertambangan Perindustrian Sektor Jasa

Rabu, 10 Februari 2016

Tiga Hal Keunggulan Madrasah dari Sekolah Umum

Republika/Wihdan Hidayat/ca
Siswa madrasah membaca buku di perpustakaan.
Siswa madrasah membaca buku di perpustakaan.
REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -– Kementerian Agama menyatakan, Madrasah bukan lagi sekolah alternatif bagi sekolah umum. Indikasi kelulusan, animo masyarakat dan banyaknya prestasi yang sudah diraih membuat masyarakat mampu bersaing dengan sekolah umum.

Kemenag menyebut ada tiga standar ukuran yang menunjukkan kemajuan madrasah dibanding sekolah umum. “Indikasi kelulusan, animo pendaftaran dan prestasi dalam berbagai kompetisi,” ujar Direktur Jendral Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin kepada Republika, Selasa (18/11).

Kamarul mengatakan, jumlah kelulusan sekolah Madrasah sangat baik di banding sekolah umum. Dia menyebut, indikasi kelulusan ujian nasional Madrasah tidak kalah dengan sekolah umum di tingkat nasional.

“Bahkan pada tahun 2013 dan 2014, di tingkat sekolah menengah, jumlah kelulusan MTS (Madrasah Tsanawiyah) secara nasional lebih bagus lebih bagus dari pada SMP (Sekolah Menengah Pertama). Memang MA sedikit di bawah SMA, kelulusannya,” ujar dia.

Di samping itu, animo masyarakat untuk mendaftarakan anaknya di madrasah juga sangat banyak. Sehingga berbagai madrasah negeri, kewalahan menolak calon siswa yang tidak lolos ujian masuk sekolah. “Madrasah negeri khususnya hanya menerima 20 sampai 30 persen dari pendaftarnya. Jadi di seluruh Indonesia, MAN, MTs Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri menolak rata-rata 80 persen dari pendaftar,” kata dia.

Selain itu, dari segi prestasi, Madrasah memiliki pencapaian yang cukup cemerlang. Madrasah menunjukkan kualitasnnya dalam meraih juara di berbagai kompetisi baik ditingkat nasional ataupun internasional.

“Madrasah memiliki prestasi baik di tingkat nasional hingga internasional. Misalnya, madrasah bisa jadi pemenang olimpiade kimia, fisika,  matematika dan seterusnya. Itu banyak sekali pemenang dari madrasah kita. Khususnya dari MAN Insan Cendekia,” ujar dia.

Saat ini MAN Insan Cendekia berjumlah 20 sekolah di seluruh Indonesia. Kamarun mengatakan bahwa Kemenag akan terus menambah jumlah MAN Insan Cendekia. “Kita targetkan di setiap provinsi ada satu Man Insan Cendekia,” pungkas dia.

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/11/18/nf8lyd-tiga-hal-keunggulan-madrasah-dari-sekolah-umum