Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa (UE) siap menggelar pameran
pendidikan terbesar dan bertaraf internasional di tiga kota besar
Indonesia. Pameran pendidikan tinggi Eropa (EHEF) itu dijadwalkan
mengikutsertakan 150 institusi perguruan tinggi dari 14 negara di benua
biru.
EHEF tahun ini memasuki penyelenggaraan yang keenam. Pameran ini akan dimulai di Balai Kartini Jakarta, 8-9 November 2014. Lalu dilanjutkan di Grand City Ball Room Surabaya 11 November dan ditutup di Universitas Hasanudin, Makasar 13 November.
Dalam jumpa pers yang diadakan menjelang EHEF, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Olof Skoog menyambut baik berlangsungnya acara ini. Ia mengatakan pendidikan merupakan cara jitu mendekatkan warga Uni Eropa dan Indonesia.
"Pendidikan dapat meningkatkan saling pengertian antar warga. Uni Eropa terus mendukung pendidikan yang berkualitas," sebut Skoog di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Tanpa ragu, Skoog menyebut, Eropa merupakan tujuan bagi siswa-siswa berprestasi. Bukan cuma dari Indonesia tetapi juga dari seluruh dunia.
Oleh sebab itu, Uni Eropa menanggap sektor pendidikan adalah bidang yang sangat serius untuk digarap. Sehingga, negara-negara anggota Uni Eropa tak ragu untuk menanamkan investasi besar di bidang pendidikan dan penelitian.
"Kami berharap siswa internasional dari Indonesia akan memperoleh manfaat dari investasi tersebut," papar pria asal Swedia tersebut.
Selain membahas soal keunggulan belajar di Eropa, Skoog turut angkat bicara terkait tantangan yang ada ketika mahasiswa dari Indonesia belajar di Benuanya. Untuk masalah biaya dan dana hal tersebut sama sekali tak usah dikhawatirkan.
"Di Eropa, biaya kuliah tidak mahal atau dalam kasus tertentu mungkin tidak dikenakan biaya," jelas dia.
"Uni Eropa, negara anggotanya serta universitas di sana menawarkan berbagai beasiswa. Tiap tahun Uni menyediakan 1.800 beasiswa untuk mahasiswa Indonesia belajar di Eropa," kata Skoog.
Eropa sudah lama menjadi salah satu tujuan mahasiswa Indonesia untuk menimba ilmu. Hal ini terlihat dari angka mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa terus mengalami peningkatan.
Pada 2013, dari data yang diterima Uni Eropa, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan di 2014, secara total ada 7.000 orang yang belajar di sana, di berbagai strata pendidikan mulai dari sarjana sampai pascasarjana.
EHEF tahun ini memasuki penyelenggaraan yang keenam. Pameran ini akan dimulai di Balai Kartini Jakarta, 8-9 November 2014. Lalu dilanjutkan di Grand City Ball Room Surabaya 11 November dan ditutup di Universitas Hasanudin, Makasar 13 November.
Dalam jumpa pers yang diadakan menjelang EHEF, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Olof Skoog menyambut baik berlangsungnya acara ini. Ia mengatakan pendidikan merupakan cara jitu mendekatkan warga Uni Eropa dan Indonesia.
"Pendidikan dapat meningkatkan saling pengertian antar warga. Uni Eropa terus mendukung pendidikan yang berkualitas," sebut Skoog di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Tanpa ragu, Skoog menyebut, Eropa merupakan tujuan bagi siswa-siswa berprestasi. Bukan cuma dari Indonesia tetapi juga dari seluruh dunia.
Oleh sebab itu, Uni Eropa menanggap sektor pendidikan adalah bidang yang sangat serius untuk digarap. Sehingga, negara-negara anggota Uni Eropa tak ragu untuk menanamkan investasi besar di bidang pendidikan dan penelitian.
"Kami berharap siswa internasional dari Indonesia akan memperoleh manfaat dari investasi tersebut," papar pria asal Swedia tersebut.
Selain membahas soal keunggulan belajar di Eropa, Skoog turut angkat bicara terkait tantangan yang ada ketika mahasiswa dari Indonesia belajar di Benuanya. Untuk masalah biaya dan dana hal tersebut sama sekali tak usah dikhawatirkan.
"Di Eropa, biaya kuliah tidak mahal atau dalam kasus tertentu mungkin tidak dikenakan biaya," jelas dia.
"Uni Eropa, negara anggotanya serta universitas di sana menawarkan berbagai beasiswa. Tiap tahun Uni menyediakan 1.800 beasiswa untuk mahasiswa Indonesia belajar di Eropa," kata Skoog.
Eropa sudah lama menjadi salah satu tujuan mahasiswa Indonesia untuk menimba ilmu. Hal ini terlihat dari angka mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa terus mengalami peningkatan.
Pada 2013, dari data yang diterima Uni Eropa, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan di 2014, secara total ada 7.000 orang yang belajar di sana, di berbagai strata pendidikan mulai dari sarjana sampai pascasarjana.
0 komentar:
Posting Komentar