I. PENYIMPANGAN
SOSIAL
A. Pengertian
Perilaku
menyimpang adalah suatu perilaku yang diekspresikan oleh seorang
individu atau kelompok yang disadari atau tidak, individu atau kelompok
tersebut tidak berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku.
B. Teori-teori
Penyimpangan Sosial
1. Teori
Differensial Association (Edwin H. Sutherland)
Ia
berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda.
Penyimpangan dipelajari melalui alih budaya. Contohnya: proses mengispa ganja,
dan perilaku homoseksual.
2. Teori
Labelling (Edwin M. Lemerd)
Seorang
individu yang pernah melakukan penyimpangan primer akan terdorong untuk
melakukan penyimpangan sekunder ketika masyarakat sudah memberikan cap sering
menyimpang.
3. Teori
Merton
a. Komformitas
Ini merupakan perilaku yang mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut (cara konvensional dan melembaga).
Ini merupakan perilaku yang mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut (cara konvensional dan melembaga).
b. Inovasi
Inovasi merupakan perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masayarakat (termasuk tindak kriminal).
Inovasi merupakan perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masayarakat (termasuk tindak kriminal).
c. Ritualisme
Ritualisme adalah perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya. Namun masih tetap berpegangan pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat, dalam arti ritual atau upacara dan perayaan masih diselenggarakan tapi maknanya telah hilang.
Ritualisme adalah perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya. Namun masih tetap berpegangan pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat, dalam arti ritual atau upacara dan perayaan masih diselenggarakan tapi maknanya telah hilang.
d. Pengunduran/Pengasingan
Diri
Meninggalkan,
baik tujuan konvensional maupun cara pencapaiannya yang konvensional, sebagaimana
yang dilakukan oleh pecandu obat bius, pemabuk, gelandangan maupun
orang-orang gagal lainnya.
e. Pemberontakan
Penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru, misalnya para reformator agama.
Penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru, misalnya para reformator agama.
4. Teori
Fungsi (Emile Durkheim)
Emile
Durkheim mengemukakan bahwa kesadaran moral dari setiap msyarakat adalah karena faktor
keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Jadi kejahatan
selalu ada karena selalu ada yang berwatak jahat.
C. Bentuk-bentuk
Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan
Primer
Penyimpangan
yang bersifat sementara atau penyimpangan yang pertama kali dilakukan
seorang individu atau kelompok. Penyimpangan yang dilakukan cenderung masih
ditoleransi oleh masyarakat. Contohnya: siswa membolos, menyontek atau
melanggar rambu lalulintas.
2. Penyimpangan
Sekunder
Penyimpangan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam skala besar dan
sudah tidak dapat ditoleransi. Contohnya: pembunuhan, pemerkosaan,
perampokan dan korupsi uang rakyat.
3. Penyimpangan
Individu
4. Penyimpangan
Kelompok
5. Penyimpangan
Situasional
Penyimpangan
situasional disebabkan oleh pengaruh dari bermacam-macam kekuatan
situasional di luar individu, dan memaksa individu tersebut untuk
berbuat penyimpangan. Contohnya adalah seorang ibu yang terpaksa mencuri karena
sang anak kelaparan.
6. Penyimpangan
Sistematis
Suatu
sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal,
peran-peranan, nilai-nilai, norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda
dengan situasi umum. Contohnya kasus korupsi Hambalang dan Simulator SIM, mafia
kejahatan, gembong narkoba.
D. Sifat-sifat
Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan
Positif
Perilaku
penyimpangan yang mengarah pada perilaku individu atau kelompok yang mengandung
unsure inivatif, kreatif, dan memperkaya alternatif. Contohnya seorang wanita
yang bekerja menjadi sopur Busway.
2. Penyimpangan
Negatif
Penyimpangan
negtaif cenderung mengarah kepada tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai
sosial dan membawa kepada dampak yang buruk.
E. Faktor-faktor
Penyebab Penyimpangan
1. Sikap
mental yang tidak sehat
2. Ketidakharmonisan
dalam keluarga
3. Pelampiasan
ras akecewa
4. Drongan
kebutuhan ekonomi
5. Proses
sosialisasi yang tidak sempurna
6. Pengaruh
lingkungan dan media massa
7. Proses
sosialisasi Nilai-nilai Sub Kebudayaan Menyimpang
8. Kegagalan
dalam Proses Sosialisasi
F. Media
Pembentukan Perilaku Menyimpang
1. Keluarga
2. Lingkungan
Tempat Tinggal
3. Kelompok
Bermain
4. Media
Massa
II. PENGENDALIAN
SOSIAL
A. Pengertian
Pengendalian
sosial adalah cara yang digunakan untuk menertibkan masyarakat agar bertindak
sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Tujuan dari pengendalian
sosial adalah untuk mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat.
B. Jenis-jenis
Pengendalian Sosial
1. Pengendalian
sosial formal
Pengendalian
sosial yang dijalankan melalui lembaga-lembaga formal. Diantaranya adalah
lembaga kepolisian, kejaksaan dan pengadilan.
2. Pengendalian
sosial non formal
Pengendalian
sosial yang dilakukan oleh para pemuka msyarakat melalui lembaga adat. Lembaga
adat terdiri dari tokoh-tokoh adat, tokoh yang dituakan, serta pemuka agama.
C. Sifat-sifat
Pengendalian Sosial
1. Pengendalian
sosial preventif
Usaha
yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Tujuannya adalah mencegah terjadinya
perilaku menyimpang. Contohnya, aparat kepolisian memberikan penyuluhan
kesekolah-sekolah untuk memberikan gambaran tentang penyalahgunaan narkoba.
2. Pengendalian
sosial represif
Pengendalian
sosial yang bersifat refresif diberlakukan sanksi atau hukuman setelah
pelanggaran dilakukan. Contohnya, pengendara motor yang melanggar rambu lalu
lintas ditilang oleh polisi.
3. Pengendalian
sosial gabungan
Gabungan
pengendalian preventif dan refresif. Gabungan antara kedua sifat pengendalian
sosial itu bertujuan untuk mencegah pendekatan dan sosialisasi agar
masyarakat mematuhi norma-norma yang berlaku.
4. Pengendalian
sosial koersif
Pada
pengendalian sosial koersif, para pelanggar ditindak dengan cara paksaan
atau kekerasan.
D. Cara-cara
Pengendalian Sosial
1. Cemoohan
2. Teguran
3. Pendidikan
4. Agama
5. Gossip
atau desas-desus
6. Ostratisme
(Pengucilan)
7. Fraundulens
(meminta bantuan kepada pihak lain)
8. Intimidasi
(ancaman atau tekanan)
9. Hukum
10. Persuasi
(Ajakan)
11. Kompulsi
(Memaksa)
12. Pervasi
(Penanaman nilai dan moral berulang-ulang)
E. Fungsi
Pengendalian Sosial
1. Mengembalikan
masyarakat kepada keptuhan terhadap nilai dna norma sosial
2. Mewujudkan
keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
3. Mencegah
dan mengurangi perilaku menyimpang
F. Klasifikasi
Kejahatan Menurut Ahli Sosiologi (Light, Keller dan Colhoun)
1. Kejahatan
Tanpa Korban (Crimes Without Victims)
Contohnya
adalah penyalahgunaan narkoba, berjudi, seks di luar nikah, atau balap motor
liar.
2. Kejahatan
Terorganisasi (Organized Crimes)
Kejahatan
ini merupakan komplotan berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasaan
dengan jalan menghindari hukum melalui ras atakut atau korupsi. Contohnya
adalah kasus yang dewasa ini semakin marah terjadi di Indonesia yakni kasus
para koruptor yang sengaja diputarbalikkan oleh para aparat penegak hukum yang
mendapat uang suap.
3. Kejahatan
Terorganisasi Transansional
Adalah
kejahatan yang melampauai batas Negara dan dilakukan oleh organisasi dengan
jaringan global.
4. Kejahatan
Kerah Putih (White Collar Crimes)
Kejahatan
ini dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi dalam rangka
menghimpun kekayaan, memperoleh jabatan yang lebih tinggi, atau mempertahankan
kekuasaan. Contohnya adalah kasus penggelapan pajak.
5. Kejahatan
atas Nama Organisasi Formal
Adalah
kejatahan yang dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan
keuntungan atau menekan kerugian.
0 komentar:
Posting Komentar