About

MTs Al Isthakhariyyah Pamalayan

Selasa, 20 Januari 2015

Takdir dalam pandangan Islam



1.      Al Ilm (pengetahuan)
Yaitu mengimani dan meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang ada di langit and bumi, tak asa sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
2.      Al Kitabah (penulisan)
Yaitu percaya bahwa Allah telah menuliskan ketetapan segala sesuatu dalam lauhil mahfudz yang ada di sisi-Nya. Tiada sesuatu pun yang terlupakan.
3.      Al Masyi’ah (kehendak)
Yaitu segala sesuatu yang terjadi, atau tidak terjadi di langit dan bumi adalah kehendak Allah, dan Allah telah menetapkan bahwa apa yang diperbuat-Nya adalah dengan kehendak-Nya.
4.      Al Khalq (penciptaan)
Yaitu mengimani bahwa apa yang terjadi dari perbuatan Allah adalah ciptaan-Nya. Segala yang ada di langit dan bumi, dan seisinya adalah ciptaan Allah termasuk apa yang terjadi dalam makhluk-Nya seperti sifat, perubahan dan keadaan.

Yaitu ketentuan yang tak akan diubah Allah. Diminta atau tidak diminta , ada sebab atau tidak ada sebab hukum Allah atau ketetapan Allah yang sudah dituliskan di Lauh Al-Mahfuzh terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagai contoh Seperti takdirnya kelahiran bayi. Apakah ibunya tinggal dikampung atau tinggal dikota, sehat atau sakit, kalau waktunya lahir, maka lahirlah bayi itu. Tidak ada yang pempengaruhi bayi itu tidak lahir.
2.TAKDIR MU’ALLAQ
Yaitu ketentuan Allah yang pasti berlaku dan terjadi bagi makhluk-Nya bergantung pada sebab atau tindakan .Ketentuan ini dituliskan dalam Lauh Al-Mahwi yang ada ditangan malaikat. Di catatan ini takdir manusia bisa diubah tergantung usaha manusia itu sendiri. Keberuntungan dan musibah yang telah berlalu adalah takdir Mubram, karena tidak mungkin bisa diubah .Ketika kita tidak tahu takdir kita yang akan datang, maka yakinilah bahwa takdir kita pastibaik.Kita harus yakin bahwa takdir kita adalah takdir Mu’allaq. Allah maha Rahman dan Maha Rahim , memberikan motivasi kita untuk meraih yang terbaik. Itu artinya bahwa amal baik akan menentukan takdir baik. Sebagai contoh seperti takdirnya pencapaian seseorang . Allah takdirkan orang bodoh bagi orang yang tidak mau belajar, dan Allah takdirkan orang pintar bagi orang yang mau belajar . Takdir bodoh atau pintar adalah sebuah kepastian , tetapi dihubungkan dengan sebab Pinttar adalah sebuah pencapaian karena belajar . Kepastian karena sebab inilah yang juga disebut dengan hukum alam . Dan para ahli fisika maupun ahli matematika dan bahkan seluruh ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu bekerja dengan hukum ini .

1.      Takdir Azali
Meliputi segala hal dalam 50.000 tahun sebelum terciptanya langit dan bumi, ketika Allah menciptakan Al Qalam dan memerintahkannya menulis segala apa yang ada sampai hari kiamat.
2.      Takdir Umuri
Takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal penciptaannya, ketika pembentukan air sperma sampai pada masa sesudah itu dan bersifat umum, rezeki, perbuatan, kebahagiaan dan kesengsaraan.
3.      Takdir Sanawi
Takdir yang dicatat pada malam lailatul qadar setiap tahun. Pada malam itu ditulislah semua apa yang bakal terjadi dalam 1 tahun, mulai dari kebaikan, keburukan, rezeki, ajal dan lain-lain.
4.      Takdir Yaumi
Dikhususkan untuk semua peristiwa yang telah ditakdirkan dalam 1 hari, mulai dari penciptaan, rezeki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa, dan menghilangkan kesusahan dan sebagainya.

Kita beriman kepada qadha dan qadar, menghasilkan faedah yang besar dalam kehidupan kita para mukmin. Allah menciptakan manusia menyukai hidup, menggemari kenikmatannya, selalu berusaha menghasilkan kemanfaatan bagi dirinya, tidak menyukai sakit, sangat berkeluh kesah apabila bencana menimpanya.
Hal-hal di atas merupakan salah satu kekurangan manusia dan mendorongnya membuat kejahatan. Karenanya tidaklah layak bagi orang yang mengobati jiwa manusia, mengabaikan urusan pengobatan dan memperburuk keadaan. Jika tidak, suburlah pada manusia tabiat cinta diri dan mengutamakan diri sendiri dan putuslah hubungannya dengan orang-orang yang ada disekitarnya, apabila dia memperoleh kebajikan, dan timbullah keluh kesahnya dan lemahlah cita-citanya apabila ditimpa bencana.
Orang yang berpendapat bahwa dia berkuasa atas dirinya sendiri, segala kebajikan yang diperolehnya hanyalah karena kepandaian dan kecakapannya, tentulah dia terperdaya, tentulah dia congkak dan angkuh, lalu karenanya putuslah hubungannya dengan masyarakat, tidak lagi bersyukur kepada Tuhannya. Orang yang ditimpa bencana dengan anggapan bahwa hal itu dideritanya, lantara semata-mata kesalahannya, kekeliruannya, mengkin akan terlalu menyesali dirinya, atau menjadi dendam kepada orang-orang di sekitarnya. Dia tidak menemukan sesuatu yang dapat menghibur hatinya, lalu lemahlah azimahnya. Dan kadang-kadang dia beranggapan apabila bencana itu terus menerus menimpanya, bahwa dia tidak mampu menolak bencana, lalu timbullah putus asa, maka dia pun menjadi nekad membunuh diri.
Maka jalan yang paling baik untuk memelihara manusia dari sikap pongah, congkak dan sombong, apabila dia memperoleh kebajikan, dan menghibur hatinya, apabila dia tertimpa kesusahan, ialah iman, bahwa segala apa yang telah terjadi adalah karena demikianlah takdir azali.
Mukmin yang percaya kepada qadha Allah dan qadar-Nya sangat jauh dari tabiat dengki yang mendorongnya kepada kejahatan, karena dia beranggapan bahwa mendengki manusia terhadap nikmat-nikmat yang diperolehnya, berarti dengaki kepada nikmat Allah; dan dia menyukai bagi orang lain, apa yang dia sukai bagi dirinya sendiri. Dia berusaha mencapai kebahagiaan melalui jalan yang telah digariskan agama. Dia beramal dengan jiwa yang tenang dan berani, serta berpegang kepada Allah sendiri dengan tetap memohon taufiq dan inayah, dia memuji Allah dan mensyukuri-Nya terhadap pemberian Allah kepadanya. Dan jika dia gagal, tidaklah dia berkeluh kesah, tidaklah lemah azimahnya dan tidaklah menyerah kalah kepada kegundahan serta tidak menaruh dendam kepada seseorang pun.
Mukmin yang beriman kepada qadha dan qadar-Nya, bersifat berani, tidak penakut; karena dia beritikad bahwa tidak terjadi kesukaran atau kemudahan, kekayaan atau kepapaan, hidup dan mati, melainkan dengan ketentuan Allah. Orang itu bekerja dengan sebaik-baiknya. Dia tidak takut melainkan kepada Allah. Dan dia tidak mengharap, melainkan rahmat dan keridhaan Allah SWT.

0 komentar:

Posting Komentar