About

MTs Al Isthakhariyyah Pamalayan

Jumat, 17 Oktober 2014

wawancara siswa

Petani Padi Dewasari Membutik Bawang Merah

Cicih dan Ibu-ibu di Dusun Cicau Desa Dewasari sedang menimbang hasil mem-butik (membersihkan) bawang merah. Kegiatan mem-butik bawang merah dilakukan di sela jeda musim tanam dan panen padi
Selain mengandalkan hasil dari bertani padi, sedikitnya 10 ibu rumah tangga di Dusun Cicau Desa Dewasari Kecamatan Cijeunjing menambah penghasilan dapur mereka dengan bekerja menjadi pem-butik (pembersih kotoran bawang merah).
Karena alasan menunggu musim panen padi, dan tidak ada pekerjaan, menjadi pem-butik bawang merah sengaja dilakoni para ibu rumah tangga di kawasan tersebut. Salah satunya, dilakukan Cicih (40), warga/ petani asal Cicau Dewasari ini.
“Daripada nganggur. Apalagi musim ke sawah masih lama. Jadi lumayan buat nambah-nambah penghasilan ibu-ibu disini,” kata Cicih, Minggu (5/2).
Cicih mengungkapkan, kegiatan mem-butik atau membersihkan/ memisahkan bawang merah dari akar dan daunnya, diberi upah Rp.250 perkilogram. Bawang itu didatangkan dari kawasan pertanian bawang merah Brebes Jawa Tengah (Jateng). Kemudian akan dipasarkan di pedagang Pasar Shubuh Ciamis.
“Kiriman Brebes mencapai sekitar 1 ton bawang merah perhari. Bahkan, sudah 3 hari ini, ibu-ibu belum selesai mem-butik bawang merah,” ungkapnya.
Menurut Cicih, ibu-ibu di lingkungannya, mem-butik rata-rata antara 50 sampai 100 kilogram bawang merah perhari. Dengan kata lain, mereka bisa memperoleh upah Rp 25 ribu perkuintal dalam sehari.
Cicih menjelaskan, sejak dua bulan lalu, saudaranya dari Brebes menjadi penampung bawang merah. Dan memberikan tawaran kepadanya untuk mem-butik bawang. Kebetulan ibu-ibu yang biasa ke sawah sedang nganggur, dan mengambil tawaran tersebut.
Senada dengan itu, Tety (40), mengatakan, “Kami ambil tawaran ini, lumayan untuk nambah jajan anak sekolah dan resiko dapur,” katanya.
Di tempat yang sama, Pulus, penampung bawang merah asal Brebes, mengatakan, sebelum diperjual-belikan di pasar Shubuh Ciamis dan sekitarnya, bawang merah tersebut perlu disortir, dan dibersihkan (di-butik).
“Sudah lama saya jualan di Pasar Subuh Ciamis. Kebetulan juga, istri saya orang Cicau Dewasari, jadi lokasi membutik bawang merah, dipindahkan kesini, yang sebelumnya dilakukan di Brebes,” ungkapnya.
Pulus juga menambahkan, soal minimnya pasokan di pasaran, bergantung pada hasil dari pengiriman/ pasokan dari petani bawang merah. Namun, dia memastikan, bawang merah yang dijualnya berkualitas. Saat ini, dia menjual bawang merah di pasar Shubuh Ciamis mencapai Rp 7 ribu perkilogram

0 komentar:

Posting Komentar