About

MTs Al Isthakhariyyah Pamalayan

Selasa, 21 Oktober 2014

Jangan Nikahi 6 Tipe Wanita Ini

 
Jangan Nikahi 6 Tipe Wanita Ini

Anda mau menikah? Sebaiknya Anda tidak menikahi 10 tipe wanita ini. Sebab hidup Anda bisa runyam, kacau, bahkan penuh masalah. Kebahagiaan di dunia susah didapat, apalagi kebahagiaan di akhirat.
1. Wanita yang suka pamer aurat

Hindarilah menikah dengan wanita yang suka memamerkan auratnya. Selain membuat Anda was-was dan dibakar cemburu ketika menjadi suaminya, hidup Anda juga tidak tenang karena ia akan sering digoda atau menggoda laki-laki lain.

Selain itu, sebagai suami, Anda akan dituntut pertanggungjawaban di hadapan Allah dalam aspek mendidik istri. Jika istri Anda berubah setelah menikah dengan menutup aurat secara sempurna, mungkin itu adalah keberhasilan Anda. Tetapi jika ia tidak berubah setelah menikah dan hingga meninggal dunia, ia tercatat sebagai su’ul khatimah. Bukankah dengan menikah, kita ingin suami istri menjadi pasangan penuh cinta di dunia dan menjadi pasangan abadi di surga?

2. Wanita yang suka pamer harta

Ada wanita-wanita tertentu yang suka memamerkan hartanya. Dan biasanya, selain memamerkan hartanya, ia juga menghina orang lain yang tidak sekaya dirinya atau tidak memiliki barang-barang seperti kepunyaannya. Padahal, apa yang dipamerkannya itu adalah milik atau pemberian orang tuanya.

Misalnya di SMA, ia suka memamerkan HP-nya yang selalu baru. Begitu ada merek yang keluar, ia segera memilikinya. Ia juga mengolok-olok dan menghina teman yang HP-nya jadul.

Contoh lain, saat kuliah ia membawa mobil dan memakai perhiasan. Ia memamerkan hal itu dan tidak mau berteman dengan mahasiswi lain yang hanya naik kendaraan umum atau membawa motor ke kampus.

Wanita yang suka pamer seperti ini, ketika suaminya tidak kaya, maka ia akan membuat suaminya terbebani dengan banyak tuntutan. Kalaupun suaminya kaya, bukan berarti tidak ada masalah. Sebab ia akan menggerogoti harta suaminya demi gengsinya dan membuat suami tidak tenang karena ia menciptakan jarak sosial dengan tetangga, bahkan menyakiti mereka. Suami yang tadinya orang shalih, bisa terbawa dicap buruk atau bahkan dimusuhi.

Di akhirat, orang yang sombong sangat merugi. Disebutkan dalam hadits Nabi, orang yang sombong tidak akan masuk surga. Bahkan, meskipun kesombongannya itu seberat dzarrah; seberat biji sawi atau seberat debu. Nah, jika istri masuk neraka karena kesombongannya dan suami masuk surga karena keshalihannya, bukankah ini berarti tujuan pernikahan tidak tercapai. Sebab kita menikah dengan cita-cita sakinah mawaddah wa rahmah di dunia, berbahagia selamanya di surga.
3. Wanita yang durhaka pada orang tua
Jangan pernah menikahi wanita yang durhaka kepada orang tuanya. Tandanya, ia sering berkata kasar pada orang tuanya, sering menyakiti mereka, sulit diperintah oleh mereka, bahkan sering membuat mereka menangis dan menderita.

Mengapa? Sebab wanita yang durhaka pada orang tuanya, sulit menjamin bahwa ia bisa menjadi istri yang taat pada suaminya. Wanita yang durhaka pada orang tuanya, ia juga dikhawatirkan durhaka kepada suaminya.

Dan yang hampir pasti, kalau kepada orang tuanya saja ia durhaka, ia juga tidak akan bisa berlaku baik pada mertuanya. Maukah kita, saat orang tua kita sudah demikian lanjut usia, justru hati mereka kerap terluka karena istri kita? Maukah kita, tahun-tahun terakhir kehidupan orang tua kita justru menderita karena kita salah memilih wanita?
4. Wanita yang suka pacaran

Ada wanita-wanita yang ketika di SMA atau kuliah suka berdekatan dengan lawan jenis, membangun hubungan, berpacaran. Yang lebih parah lagi, ada wanita yang suka ganti-ganti pacar. Wanita seperti ini sebaiknya tidak Anda pilih sebagai istri. Mengapa? Sebab mereka menunjukkan bahwa dirinya tidak dapat menjaga kehormatannya sebagai wanita mulia. Ia yang seharusnya tidak disentuh siapapun kecuali suaminya, ternyata membiarkan dirinya disentuh orang yang diharamkan agama menyentuhnya.

Jika wanita seperti ini Anda utamakan sebagai istri, bisa jadi Anda akan menyesal di kemudian hari ketika ia mengulangi kesukaannya tersebut. Ia menyukai orang lain, mengaguminya dan kemudian menjalin hubungan cinta dengannya. Kalau sudah bertaubat, tentu masalahnya lain. Kendati demikian, memperistri wanita yang suka pacaran tetap memiliki resiko. Bisa jadi di saat ia telah berubah menjadi baik dan setia, lelaki yang tidak bisa melupakannya dan ingin kembali memilikinya menggunakan banyak cara untuk ‘merebut’-nya. Apalagi di zaman sekarang yang segalanya bisa terfoto, terekam, tersebar. Hati suami manapun pasti tidak bisa tenang saat lembaran hitam istrinya dibuka orang lain.
5. Wanita yang suka mengeluh

Ada wanita-wanita yang hobinya mengeluh. Ia tidak mensyukuri apa yang diberikan Allah kepadanya, justru mengeluhkan kondisinya karena membandingkan dengan orang lain yang ia nilai lebih. Wanita yang suka mengeluh ini umumnya dapat diketahui dari teman atau keluarganya.

Ia mengeluh dan mendemonstrasikan kekecewaannya telah terlahir di keluarga miskin, misalnya. Ia mengeluh orang tuanya tidak mampu membelikan HP baru di saat teman-temannya memiliki HP baru. Ia mengeluhkan makanannya padahal makanan itu adalah makanan terbaik yang bisa diberikan kedua orang tuanya. Ia mengeluhkan panas yang begitu terik, menurutnya. Ia juga mengeluh saat musim hujan tiba. Pendek kata, ia mengeluh pada hampir setiap kondisi.

Wanita seperti ini, jika Anda nikahi, maka ia akan membuat hidup Anda susah. Bahkan bisa mengurangi atau menghilangkan kekhusyu’an dalam ibadah. Karena keluhannya akan terus terdengar sepanjang hari. Kebaikan yang selalu Anda berikan dibalasnya dengan keluhan. Bahwa ini kurang begini, itu tidak semestinya begitu, dan seterusnya.
6. Wanita pemarah

Wanita yang suka mengeluh merupakan salah satu masalah dalam kehidupan rumah tangga. Namun wanita pemarah lebih dashyat lagi menimbulkan masalah dalam keluarga tersebut.

Tipe wanita pemarah bisa dilihat di lingkungannya. Baik saat ia di rumah bersama orang tua dan saudaranya, di kampus bersama teman-teman kuliahnya, atau ketika bepergian. Ia mudah tersulut emosi, dan keinginannya minta selalu dipenuhi.

Di rumah, jika seorang wanita sering berteriak kepada orang tuanya, maka itu adalah petanda ia pemarah. Jika ia berani membentak orangtuanya, maka level pemarahnya lebih tinggi lagi dan seyogyanya Anda jauhi, jangan dijadikan istri.

Bukannya kebahagiaan yang didapat, beristrikan wanita pemarah, hidup suami justru menderita. Ketika suami mengalah, ia akan menjadi sasaran kemarahan. Jika suami sama-sama kuat, maka rumah tangga bisa berubah menjadi arena perdebatan dan permusuhan. Terkikislah kedamaian.

0 komentar:

Posting Komentar