Membangun Ukhuwah Islamiyah dengan Akhlak Mulia dan Cinta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bapak, ibu guru yang saya hormati
dan saya cintai.
Kaum muslimin Rahimakumullah…
Tiada kata yang pantas kita ucapkan melainkan kalimat syukur
sebagai hamba yang lemah, yang selalu akan lupa semua nikmat
yang
diberikannya.
Shalawat senandung…, salam shalawat berbingkai salam… dan
sholawat tercurahkan
Salam…, semoga tetap terlimpahkan, tercurahkan kepada junjungan
nabi akhir zaman.
Dan dia adalah seorang “The Best Man in The World” anak Abdullah
yaitu Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan
menuju zaman
“Li mardhotillah” dengan adanya cahaya islam yang sebenarnya.
Bapak-bapak,
ibu-ibu, dan teman-teman sekalian, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba
menyampaikan salah satu hal yang menjadi kewajiban kita semua. Yaitu Akhlak
Mulia pengatur tatanan sosial untuk membangun ukhuwah islamiyah.
Secara garis
besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia salah satunya
adalah:
Pengatur tatanan Sosial. Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial
berarti dengan pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia
Saydina Muhammad SAW mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak
akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia
ini tatanan sosial yang terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang
tidak saling merugikan.
Tidak ada
manusia di dunia ini yang memiliki kesamaan seratus persen. Baik suara, bentuk
tubuh, atau pun sifat dan karakter pasti akan berbeda. Allah SWT telah
menciptakan seluruh manusia dalam keberagaman. Hingga anak-anak yang kembar
siam pun tetap memiliki perbedaan. Perbedaan yang khas dari milyaran umat
manusia di dunia ini seharusnya makin menyadarkan manusia akan Maha Agung dan
Maha Besar-nya Sang Maha Pencipta.
Sebagai seorang muslim,
kita adalah makhluk sosial. Allah telah mewajibkan kita untuk hidup
berinteraksi dengan masyarakat. Saat berinteraksi dengan masyarakat tentu saja
kita harus dapat menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat dengan baik. Agar
tidak terjadi masalah yang akan membuat suasana hubungan yang harmonis menjadi
terganggu.
Maka
dari itu mari… kita tingkatkan Ukhuwah Islamiyah dengan akhlak mulia dan cinta
Ukhuwah berakar dari kata kerja akha,
misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih
sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah
Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Ukhuwah
Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat
Islam.
Adapun hal-hal yang menguatkan ukhuwah
islamiyah diantaranya:
1. Memberitahukan
kecintaan kepada yang kita cintai.
2. Memohon didoakan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan dan
senyuman bila berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa
(kecuali non muhrim)
5. Sering bersilaturahmi
(mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada
waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan
membantu keperluannya
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9.
Mengucapkan selamat berkenaan dengan
saat-saat keberhasilan
Adapun Manfaat Ukhuwah Islamiyah yaitu:
Adapun Manfaat Ukhuwah Islamiyah yaitu:
1.
Merasakan
lezatnya iman
2.
Mendapatkan
perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
3.
Mendapatkan
tempat khusus di surga (Q.S. Al-Hijr :45-48)
45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam
surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
46.
(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[801]"
47.
dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang
mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
48.
mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan
dikeluarkan daripadanya.
[801]
Sejahtera dari bencana dan aman dari malapetaka.
Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab sebab permusuhan. Al-Qur’an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang-orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayat-ayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Ma’idah:14
Ada lagi
derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu itsar.
Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri
sendiri dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya
orang lain, Ia rela haus demi puasnya orang lain, Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain, Ia rela
bersusah payah demi istirahatnya orang lain, Ia pun rela ditembus peluru
dadanya demi selamatnya orang lain. Islam menginginkan dengan sangat agar cinta
dan persaudaraan antara sesama manusia bisa merata di semua bangsa, antara
sebagian dengan sebagian yang lain. Islam tidak bisa dipecah-belah dengan
perbedaan unsure, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas negara, sehingga
tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda
dalam harta dan kedudukan.
Sekali lagi… mari kita tingkatkan Ukhuwah
Islamiyah dengan akhlak mulia dan cinta
Kita berdo’a
semoga kita sebagai generasi muda harapan bangsa bisa membangun ukhuwah
islamiyah untuk mencapai madrasah yang berprestasi salah satunya adalah ketaqwaan.
Dengan selalu memohon ampun dan ridho-Nya semoga apa yang kita cita-citakan
Allah SWT mengabulkannya. Amin ya Rabal Alamin…
Kiranya
hanya itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini
mohon
maaf atas segala kehilafan dan kekurangannya.
0 komentar:
Posting Komentar