PANDUAN
UMUM BUDIDAYA CABE MERAH
Cabe
merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-saat
tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga
tak berharga. Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri
bagi para petani.
Disamping
fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan
hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya cabe bisa
dikatakan cukup tinggi.
Pada kesempatan
kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang harus dipersiapkan
untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum
annum L. Tanaman ini berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis
dan subtropis. Dari sini menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya.
Kondisi iklim
di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar penuh. Tanaman
ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl.
Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak maksimal.
Suhu
yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius. Pada
suhu yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan
terganggu. Cabe bisa tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang
cukup. Curah hujan yang dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan
kelembaban 80%.
PEMILIHAN
BENIH CABE MERAH
Masyarakat
mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe merah keriting.
Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya. Untuk
mengetahui lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis cabe.
Dari
dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga
hibrida. Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk
memilih jenis mana yang akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang
paling cocok dengan lokasi budidaya cabe masing-masing.
Benih
untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko
benih atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari
industri benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen.
Sedangkan benih cabe lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau menyeleksi
sendiri dari hasil panen terdahulu.
PENYEMAIAN
DAN PEMBIBITAN
Metode
penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya menggunakan polybag (baik dari plastik
atau daun-daunan). Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida
harganya sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak
biji yang tumbuh berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.
Siapkan
campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan
2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos dengan
perbandingan 1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk
lebih detail, silahkan baca cara membuat media persemaian.
Sebaiknya buat
naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air hujan.
Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring
pelindung hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam
naungan tersebut.
Rendam
biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang
mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup
dengan kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
Siram
polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup
permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas
koran tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.
Selanjutnya
siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk
dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun.
Lebihkan 10% dari kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan
sekitar 14000 bibit cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk tindakan
penyulaman tanaman.
PENGOLAHAN
TANAH
Lahan
yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah yang gembur dan memiliki
porosotas yang baik. Sebelum cabe merah ditanam cangkul atau bajak lahan
sedalam 20-40 cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman.
Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida.
Buat
bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60
cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan
pemeliharaan panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang
baik karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap genangan air.
Budidaya
cabe merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7.
Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat
pucat dan mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi
ilalang. Untuk menetralisirnya bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit
sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian kapur atau dolomit dilakukan pada saat
pembajakan dan pembuatan bedengan.
Campurkan
pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap
bedengan secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabe merah
adalah 20 ton per hektar. Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350 kg/ha
dan KCl 200kg/ha.
Untuk
budidaya cabe intensif sebaiknya, bedengan ditutup dengan mulsa plastik perak
hitam. Penggunaan mulsa plastik mempunyai konsekuensi biaya namun mendatangkan
sejumlah manfaat. Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan
erosi, mengendalikan gulma dan menjaga kebersihan kebun.
Buat
lubang tanam sebanyak dua baris dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70 cm.
Sebaiknya lubang tanam dibuat zig zag, tidak sejajar. Hal ini berguna untuk
mengatur sirkulasi angin dan penetrasi sinar matahari. Diameter dan kedalaman
lubang tanam kurang lebih 10 cm, atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai.
PENANAMAN
BIBIT CABE MERAH
Pemindahan
bibit cabe merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit sekitar 3
minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress. Usahakan
penanaman dilakukan serentak dalam satu hari.
Cara
menanamnya adalah dengan membuka atau menyobek polybag semai. Kemudian masukkan
bibit cabe merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam. Jaga agar media
semai jangan sampai terpecah. Kemudian siram tanaman secukupnya untuk
mempertahankan kelembaban.
PEMELIHARAAN
DAN PERAWATAN
Penyiraman
diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau dengan
penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman belum
terlalu kuat. Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.
Periksa
tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman tanaman.
Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan
ganti dengan bibit yang baru.
Pada budidaya
cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman berdiri
tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal batang. Pemasangan
ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan. Apabila
tanaman terlalu besar dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai perakaran.
Bila akar terluka tanaman akan akan mudah terserang penyakit. Pengikatan
tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman tumbuh tinggi atau berumur diatas
satu bulan.
Perempelan
atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk budidaya cabe di dataran
rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada ketiak
daun dengan tangan yang bersih. Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk
cabang utama, ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.
Pemupukan
susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali hingga panen
terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap
lubang tanam. Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan pupuk
organik cair. Siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap
tanaman. Bisa juga ditambahkan NPK pada campuran tersebut.
Penyiangan
gulma dilakukan apabila diperlukan saja. Pengendalian hama dan penyakit dalam
budidaya cabe cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena serangan
hama dan penyakit. Untuk lebih detail, silahkan baca pengendalihan hama dan penyakit tanaman cabe.
PEMANENAN
BUDIDAYA CABE
Budidaya
cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam. Proses
pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas,
teknik budidaya dan kondisi lahan.
Pemanenan bisa
dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan buah
dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk
memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga
merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.
Produktivitas
budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari
varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa
mencapai hingga 20 ton per hektar.
CARA
MENANAM CABE DALAM POLYBAG
Cabe
merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat berfluktuasi.
Apalagi menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe pasti melonjak
tinggi. Hal ini yang memancing orang untuk menanam cabe, baik untuk dijual
maupun sekadar untuk persediaan sendiri. Sayangnya bagi yang tinggal
diperkotaan ketersedian lahan untuk bercocok tanam sangat terbatas. Namun hal
ini bisa disiasati dengan menanam cabe dalam pot atau polybag.
Cara
menanam cabe dalam pot atau polybag cukup mudah dilakukan. Menanam cabe bisa
dilakukan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara umum menanam
cabe bisa dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut. Suhu
optimal bagi tanaman cabe ada pada kisaran 24-27oC, namun masih bisa tahan
terhadap suhu yang lebih dari itu. Sifat tersebut tergantung dari jenis
varietas cabe.
Salah
satu jenis cabe yang cocok untuk ditanam di pekarangan adalah cabe kerting.
Jenis ini relatif lebih tahan terhadap iklim tropis dan rasanya pedas banyak
disukai di pasaran. Berikut ini kami paparkan tentang cara menanam cabe
keriting dalam polybag.
PEMILIHAN
BENIH
Di
pasaran banyak macam varietas cabe keriting, mulai dari hibrida hingga varietas
lokal. Cara menanam cabe lokal dan hibrida tidak mempunyai perbedaan yang
berarti. Hanya saja beberapa cabe hibrida dianjurkan dirawat dengan produk-produk
obat-obatan tertentu. Varietas hibrida banyak didatangkan dari Taiwan dan
Thailand, sedangkan varietas lokal banyak ditanam di Rembang, Kudus, hingga
Tanah Karo, Sumatera Utara.
Saat
ini terdapat varietas lokal hasil seleksi, produktivitasnya pun lebih baik
daripada varietas lokal tanpa seleksi. Benihnya dijual dalam kemasan kaleng
seperti tampar yang diproduksi Sang Hyang Sri. Dari segi teknis, cara menanam cabe keriting
lokal lebih sederhana dan anti ribet dibanding cara menanam cabe hibrida. Cabe
lokal lebih adaptif dengan kondidi lingkungan dibanding cabe hibrida. Hanya
saja produktivitasnya masih kalah dari hibrida.
PENYEMAIAN
BENIH
Cara
menanam cabe dalam polybag sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih atau
biji. Pertama-tama benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu. Proses
penyemaian ini gunanya untuk menyeleksi pertumbuhan benih, memisahkan benih
yang tumbuhnya kerdil, cacat atau berpenyakit. Selain itu juga untuk menunggu
kesiapan bibit sampai cukup tahan ditanam di tempat yang lebih besar.
Tempat
persemaian bisa berupa polybag ukuran kecil (8×9 cm), daun pisang, baki (tray)
persemaian, atau petakan tanah. Untuk melihat lebih detail silahkan baca cara membuat media persemaian. Cara yang
paling ekonomis adalah dengan menyiapkan petakan tanah untuk media persemaian.
Buat
petakan tanah dengan ukuran secukupnya, campurkan kompos dengan tanah lalu aduk
hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin agar perakaran bisa
menembusnya dengan mudah. Buat ketebalan petakan tersebut 5-10 cm, diatasnya
buat larikan dengan jarak 10 cm.
Masukkan
benih cabe dalam larikan dengan jarak 7,5 cm kemudian siram untuk membasahi
tanah dan tutup dengan abu atau tanah. Setelah itu tutup dengan karung goni
basah selama 3-4 hari, pertahankan agar karung goni tetap basah. Pada hari ke-4
akan muncul bibit dari permukaan tanah, kemudian buka karung goni. Sebaiknya
petakan ditudungi dengan plastik transparan untuk melindungi bibit cabe yang
masih kecil dari panas berlebih dan siraman air hujan langsung. Tanaman
cabe siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3-4 minggu, atau tanaman
telah mempunyai 3-4 helai daun.
PENYIAPAN
MEDIA TANAM
Pilih
polybag yang berukuran diatas 30 cm, agar media tanam cukup kuat menopang
pertumbuhan tanaman cabe yang rimbun. Selain polybag, bisa juga digunakan pot
dari jenis plastik, semen, tanah, atau keramik. Atau bisa juga menggunakan
wadah-wadah bekas yang tidak terpakai lagi, beri lubang pada dasar wadah untuk
saluran drainase.
Cara
menanam cabe dalam polybag bisa menggunakan media tanam dari campuran tanah,
kompos, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan lain-lainnya. Silahkan baca
cara membuat media tanam polybag untuk
penjelasan lebih detail.
Beberapa
contoh komposisi media tanam diantaranya adalah (1) Campuran tanah dengan
kompos dengan komposisi 2:1, (2) Campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam
dengan komposisi 1:1:1, atau (3) Campuran tanah dan pupuk kandang dengan
komposisi 2:1. Apabila menggunakan pupuk kandang, sebaiknya pilih pupuk yang
telah matang. Lihat jenis dan
karakteristik pupuk kandang.
Buat
media tanam sehalus mungkin dengan cara mengayaknya. Campurkan sekitar 3 sendok
NPK dalam setiap polybag. Aduk hingga campuran tersebut benar-benar rata.
Lapisi bagian dalam polybag dengan sabut kelapa, pecahan genteng, atau pecahan styrofoam.
Gunanya agar air tidak menggenangi daerah perakaran tanaman.
PEMINDAHAN
BIBIT
Setelah
bibit tanaman dan media tanam siap, pindahkan bibit tanaman cabe dari tempat
persemaian kedalam polybag. Lakukan pekerjaan ini saat pagi hari atau sore
hari, dimana matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stres pada tanaman.
Lakukan
pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada
perakaran tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5-7 cm. Apabila
persemaian dilakukan di atas polybag atau daun pisang, copot polybag dan daun
pisang lalu masukan seluruh tanah dalam tempat persemaian kedalam lubang tanam.
Apabila persemaian dilakukan di atas petak tanah atau tray, pindahkan dengan
tanah yang menempel pada perakaran dan masukkan kedalam lubang tanam.
PEMELIHARAAN
DAN PERAWATAN
Pemupukan,
berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu sendok makan NPK per polybag
setiap bulannya. Atau apabila ingin menanam cabe secara organik, sebagai
gantinya semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan
pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal kompos atau pupuk kandang kambing pada
saat tanaman mau berbuah.
Penyiraman,
tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Apabila
matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.
Pengajiran,
setelah tanaman cabe tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir bambu. Ajir ini berguna
untuk menopang tanaman agar berdiri tegak.
Perompesan,
tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya dihilangkan (dirompes).
Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah tanam, perompesan biasanya dilakukan
tiga kali hingga terbentuknya cabang. Gunanya agar tanaman tidak tumbuh
kesamping ketika batang belum terlalu kuat menopang.
Hama
dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan apabila tanaman
terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada hama putih semprot
dengan pestida, bila terlihat ada bakal ulat semprot dengan insektisida
secukupnya, kalau terlihat jamur gunakan fungisida. Untuk bercocok tanam cabe
organik gunakan pestisida alami, silahkan lihat di cara membuat pestisida organik.
PEMANENAN
Umur
cabe dari mulai tanam hingga panen bervariasi tergantung jenis varietas dan
lingkungan. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna
merah, masih ada garis hijaunya. Buah seperti ini sudah masuk bobot yang
optimal dan buah cabe masih bisa tahan 2-3 hari sebelum terjual oleh pedagang
di pasar. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering.
Hindari waktu panen pada malam dan siang hari.
Tutorial
cara menanam cabe ini cocok diterapkan pada pertanian sekala kecil atau
lahan pekarangan. Bisa diterapkan juga untuk pertanian vertikultur atau urban
farming. Semoga bermanfaat.
HAMA
DAN PENYAKIT TANAMAN CABE
Budidaya
tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik.
Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi
bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari
raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.
Usaha
tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan
yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor
cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala
resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.
Serangan hama
dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya
cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal
jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.
HAMA
TANAMAN CABE
Hampir
semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe.
Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat
tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang
sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.
a.
Hama ulat
Ulat
yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura).
Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan
fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh
daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain
itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa sp.
dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang
masih hijau maupun merah.
Ulat
biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang
terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa
sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.
Pengendalian
teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran.
Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga
dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan
kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa.
Pengendalian
kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang
digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.
b.
Hama tungau
Tungau
yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus
latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai juga menyerang
tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman
cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah
seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk
terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.
Pengendalian
teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah
dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak
menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak
berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi
serangan tungau.
Pengendalian
kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida,
bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda
dengan serangga (insek) yang berkaki empat.
c.
Hama kutu daun
Kutu
daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus persicae.
Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan
permukaan daun keriting.
Selain
itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu
ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning
kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang
menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
Pengendalian
teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga
penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga
kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan
perkembangan kutu daun.
Pengendalian
kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron.
Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.
d.
Hama lalat buah
Serangan
lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan kerontokan buah.
Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang
terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva
pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus
serangan akan terus berulang.
Pengendalian
teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan
cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa
bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan
lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman
cabe berdekatan dengan kebun buah.
Pengendalian
kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan atraktan yang
mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan masukkan pada
botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan setelah umur
tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida pada
pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.
e.
Hama trips (Thrips)
Tanaman
cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat
bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila
dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada
musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali
menyebar.
Pengendalian
teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik.
Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya.
Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.
Pengendalian
kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang
berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.
PENYAKIT
TANAMAN CABE
Penyakit
yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun
jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe,
diantranya:
a.
Bercak daun
Penyakit
bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora
capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan
pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning
dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan
dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit
ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air
hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada
benih atau biji cabe.
Pencegahan
terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak
terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman
yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan
fungisida.
b.
Patek atau antraknosa
Penyakit
ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides.
Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan.
Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan
batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk
seperti terbakar.
Penyakit
ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan
memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.
c. Busuk
Terdapat
dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang
dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora
capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk
kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang
dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama
kelamaan mati.
Penyakit
ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea
dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa
dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida
yang memiliki perekat.
d.
Layu
Penyakit
layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman
cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman
seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.
Sedangkan
layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini
hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih
spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.
e.
Bule atau virus kuning
Tanaman cabe
yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning.
Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus
gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit
yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia.
Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan
tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi
vektornya, seperti kutu.
Untuk
menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan
mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik
cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya
agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.
f.
Keriting daun atau mosaik
Penyebab
serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya,
pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda,
ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit
ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.
Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya.
Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan
benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain
yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan
tepat.
0 komentar:
Posting Komentar