Untuk mengumbar hawa nafsu, orang sering menggunakan miras oplosan yang dicampur minuman suplemen, obat nyamuk, aibon, sepirtus, yang bisa membikin orang sakaw atau mabuk. Kebiasaan menegak minuman yang memabukan sekarang sangat disukai penggemarnya. Penggemar minuman recehan itu tidak saja orang dewasa anak-anak remaja juga terjangkiti kebiasan jelek itu.
Hampir di setiap daerah di negeri ini, tak sedikit penggemarnya. Akibat dari meminuman itu, mengakibatkan orang mabuk bahkan memperkosa wanita tak memandang usia jelek atau cantik, muda atau tua. Sungguh edan dan mengerikan, anehnya minuman oplosan sulit diberantas. Pertanyaan apa yang salah yang terjadi saat ini. Mungkin jawaban sejujurnya ada pada diri kita masing-masing.
Bagaimana pemecahan solusinya, tidak hanya dengan ngomong atau tindakan hukum. Tapi kita semua harus dituntut berpikir cerdas untuk menyelamatkan bangsa ini kedepan. Tidak hanya berdampak nafsu birahi, atau merasa sok jagoan. Yang lebih tragis, miras bisa peminumannya mati mengenaskan dan berombongan. Baru-baru ini lima peminum miras di Cirebon mati berbarengan. Kejadian semacam ini, bukan baru pertama kali di negeri kita.
Minuman keras oplosan kembali merenggut nyawa warga, Kamis (6/2), lima warga Desa Kanggraksan Selatan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, tewas setelah menenggak minuman keras oplosan pada Selasa dan Rabu. Seorang korban masih dirawat di Rumah Sakit Putra Bahagia, Cirebon.
Kepala satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Cirebon Ajun Komisaris Dony Satria Wicaksono mengatakan, seorang warga, Jetri, tewas pada Kamis pukul 14.30. Empat warga lainnya tewas pada Kamis sekitar 04.00. keempat warga itu adalah Zaenal, Yudi, Dion dan Soleh.
“Polisi masih menyelidiki jenis miras oplosan yang dikonsumsi warga. Namun, dari keterangan dua saksi yang selamat dari kejadian itu, warga menyebut jenis miras itu dengan arak bali,” ujarnya. Dony mengatakan, dua dari empat korban meninggal dunia diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Losarang, kabupaten Indramayu. Sementara korban lainnya langsung dimakamkan.
Polisi menyebutkan, paling tidak delapan orang ikut menenggak minuman itu pada Selasa petang hingga tengah malam. Mereka kembali menenggak minum itu pada Rabu malam hingga kamis dini hari. Pada kamis dini hari, empat warga langsung muntah-muntah dan pusing kemudian meninggal.
Prasetyadi (14), korban yang masih dirawat di rumah sakit, sejak rabu malam muntah-muntah dan mual. “Kepada saya, ia mengaku tidak minum banyak. Ia Cuma diajak teman-temannya yang lebih tua. Sudah dua hari dia tidak pulang, saat pulang mukanya pucat dan muntah-muntah seperti orang masuk angin,” ujar Umi Kulsum (60) nenek Prasetyadi.***
0 komentar:
Posting Komentar